Monday, 4 November 2013

Sekilas Tentang Spiral Model

Posted by Nelvi's Blog at 11/04/2013 0 comments
Salah satu model pengembangan perangkat lunak adalah Spiral Model. Spiral model dapat definisikan sebagai proses pengembangan perangkat lunak dengan bentuk evolusi yang menggunakan metode iteratif dari model prototyping, dan penggabungan dengan aspek sistematis yang dikembangkan oleh model waterfall. Model ini melakukan tahap prototyping yang merupakan tahap dimana perangkat lunak dibuat lalu diperlihatkan kepada pelanggan/costumer untuk memperoleh umpan balik atau feedback yang digunakan untuk melanjutkan proses perancangan perangkat lunak yang sesuai dengan keinginan costumer.
Model spiral ini merupakan model pengembangan software yang cocok digunakakn untuk perangkat lunak dalam skala besar dan kompleks, karena proses pengembangan perangkat lunak akan semakin jelas terlihat seiring dengan perkembangan proses yang dialami oleh pengembang perangkat lunak bersama dengan costumer sehingga keduanya dapat lebih memahami spesifikasi produk dan bertindak dengan tepat dalam menghadapi resiko-resiko perangkat lunak yang muncul disetiap bentuk evolusi.
Dikatakan model spiral, karena mekanisme kerja dari model ini membentuk satu lingkaran dari bentuk spiral yang dibagi menjadi beberapa daerah yang disebut  dengan region. Dalam mekanisme kerja model spiral ini, region tersebut dibagi menjadi beberapa kerangka aktivitas, yang disebut dengan task region. Task region atau wilayah tugas ini dibagi dalam enam aktivitas, yaitu:
1). Costumer Communication / Komunikasi Pelanggan
Aktivitas dimana pengembang software dan costumer menjalin komunikasi yang efektif untuk mengetahui kebutuhan dari costumer.    
2). Planning / Perencanaan
Aktivitas yang dilakukan untuk merencanakan hal-hal yang dibutuhkan dalam pengembangan software, seperti perkiraan waktu pengerjaan, penentuan sumberdaya-sumberdaya, dll.
3). Analysis Risk / Analisis Resiko
Aktivitas dimana pengembang software melakukan analisis terhadap resiko-resiko baik secara teknis maupun secara manajemen. Aktivitas ini merupakan salah satu pembeda model spiral dengan model lain yang juga bersifat iteratif, karena aktivitas ini hanya dilakukan oleh model spiral.
4). Engineering / Perekayasaan
Aktivitas yang dilakukan untuk mulai membangun 1 atau lebih perangkat lunak ke level atau versi-versi perangkat lunak yang selanjutnya yang semakin kompleks.
5). Construction & Release / Konstruksi & Peluncuran
Aktivitas yang dilakukan untuk mengembangkan software, menguji, memasang dan memberi pelayanan kepada costumer.
6). Costumer Evaluation / Evaluasi Pelanggan
Aktivitas dimana pengembang software dapat menerima umpan balik/feedback dari costumer yaitu evaluasi mereka terhadap perekayasaan software dan implementasi selama software diluncurkan. 

Simak Perbedaan Spiral dan RAD Model

Posted by Nelvi's Blog at 11/04/2013 2 comments
Untuk kesempatan ini, akan dibahas mengenai berbedaan antara Spiral Model dan Rapid Application Development (RAD). Pada dasarnya, kedua model ini dikembangkan dari model proses sekuensial linier atau yang kita kenal dengan Waterfall Model.
Perbedaan yang paling menonjol dari kedua model pengembangan ini adalah mengenai siklus pengerjaan perangkat lunak, dimana model spiral umumnya dikerjakan dalam jangka waktu yang lama dan berkesinambungan, sedangkan untuk siklus perkembangan perangkat lunak model RAD, justru sangat pendek dan cepat. Model RAD ini sendiri, siklus perkembangan perangkat lunaknya dikatakan cepat karena  model ini menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen, dan menekankan pada penggunaan ulang komponen-komponen yang telah ada. Sedangkan untuk model spiral, pendekatannya lebih kepada metode iteratif atau perulangan yang sistematis sehingga memakan waktu yang lama untuk proses pengembangan suatu perangkat lunak.
Mekanisme pengerjaan sistem pada kedua model ini juga menjadi pembeda, dimana pada model RAD, sistem yang akan dikerjakan dibagi-bagi menjadi beberapa modul untuk beberapa tim, sehingga membuat model ini melibatkan banyak tim yang mengerjakan tugas yang selevel, namun berbeda. Tidak demikian pada model spiral, model spiral lebih menekankan pada proses pengerjaan yang sekuensial atau berurutan, tahap demi tahap, dari satu proses ke proses berikutnya. Namun terlepas dari perbedaan yang ada, kedua model pengembangan ini masing-masing memiliki keunggulan. Kelebihan/keunggulan pada model RAD jelas terlihat pada proses pembuatan perangkat lunak yang dimungkinkan untuk permintaan pengembangan dalam waktu singkat, berkisar antara 60-90 hari. Kelebihan lainnya yaitu, biaya untuk model proses pengembangan ini terbilang cukup hemat, baik dalam hal materi ataupun waktu, karena proses ini memanfaatkan penggunaan komponen yang telah ada, maka untuk beberapa komponen program telah teruji sehingga kita dapat menghemat waktu untuk hal uji coba program.
Lain halnya pada proses pengembangan model spiral, model ini memiliki keunggulan dalam hal analisis resiko yang hanya dimiliki oleh model ini, sehingga dengan adanya aktivitas ini akan mempermudah pengembang dalam mereduksi masalah yang ada sebelum menjadi suatu masalah yang lebih besar yang akan menghambat aktivitas engineering. Model ini juga membuat software yang dapat digunakan kembali sepanjang umur dari software tersebut, bukan semata saat proses engineering selesai, maka model tersebut juga dianggap selesai. 
Nah, setelah mengetahui sedikit perbedaan diantara kedua model ini, tentunya para pembaca sudah dapat menetukan model mana yang lebih cocok/pas dan kompleks untuk memenuhi kebutuhan permintaan para costumer atau user.  

Refleksi : Kuliah Ala Proffesor

Posted by Nelvi's Blog at 11/04/2013 0 comments
Jangan kaget dulu dengan judul tulisan kali ini, kita tidak akan membahas soal bagaimana professor belajar kok.. Pada tulisan kali ini, saya mendapat kesempatan untuk menitipkan komentar mengenai bagaimana proses dan hasil pembelajaran yang diterapkan dalam matakuliah RPL ini. Tentunya ada sesuatu yang berbeda dengan sistem perkuliahan pada matakulaih ini sehingga memberi kesan tersendiri buat saya.
Awalnya, saat pertama masuk matakuliah ini dalam pikiran saya matakuliah ini pasti akan menjadi salah satu matakuliah yang menegangkan dan kaku, tetapi ternyata tidak seburuk dengan apa yang saya pikirkan. Kesan pertama yang cukup membuat saya tertarik dengan sistem perkuliahan ini adalah pemberian poin-poin bagi mahasiswa yang aktif memberi pendapat selama kuliah berlangsung. Menurut saya, metode ini cukup bagus untuk meningkatkan keaktifan dan keingintahuan mahasiswa dalam perkuliahan yang disajikan. Selain sistem poin, metode pembelajaran pada matakuliah ini juga sering melibatkan kegiatan berdiskusi untuk beberapa materi kuliah tertentu, misalnya untuk materi Software Process. Diskusi yang dimaksud disini juga berbeda dengan model diskusi yang biasa (yang dijuluki dengan ala belajar professor). Setelah kami berdiskusi dan memaparkan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok, kegiatan ini dilanjutkan dengan aksi pameran hasil karya dari tiap kelompok, tentunya dengan kreasi masing-masing. Menurut saya, hal ini juga dapat memberi kesan yang baik pada mahasiswa, karena boleh dikatakan kita belajar sambil berkreasi. Saat memamerkan karya dari masing-masing kelompok, di sini mahasiswa juga dituntut untuk mampu mempresentasikan materi yang dibawakan dengan menjawab pertanyaan dari para pengunjung yang datang pada stand. Begitupun dengan para pengunjung-pengunjung stand, tentu lebih antusias dalam menggali lebih banyak informasi tentang masing-masing materi yang disajikan. 
Dengan model perkuliahan seperti ini, membuat materi yang disajikan lebih terstruktur dan saya dapat memahami secara sederhana apa-apa saja proses-proses pengembangan perangkat lunak. Namun, menurut saya model perkuliahan ini juga masih belum efektif, karena masih banyak teori-teori yang belum dikuasai dengan baik sehingga membuat penyampaian informasi menjadi sedikit rumit. Oleh karena itu, untuk model kuliah seperti ini boleh-boleh saja, tetapi sebaiknya mahasiswa sebelumnya telah dibekali dengan pengetahuan dasar agar prosesnya dapat berjalan dengan maksimal.

Salah satu model pengembangan perangkat lunak adalah Spiral Model. Spiral model dapat definisikan sebagai proses pengembangan perangkat lunak dengan bentuk evolusi yang menggunakan metode iteratif dari model prototyping, dan penggabungan dengan aspek sistematis yang dikembangkan oleh model waterfall. Model ini melakukan tahap prototyping yang merupakan tahap dimana perangkat lunak dibuat lalu diperlihatkan kepada pelanggan/costumer untuk memperoleh umpan balik atau feedback yang digunakan untuk melanjutkan proses perancangan perangkat lunak yang sesuai dengan keinginan costumer.
Model spiral ini merupakan model pengembangan software yang cocok digunakakn untuk perangkat lunak dalam skala besar dan kompleks, karena proses pengembangan perangkat lunak akan semakin jelas terlihat seiring dengan perkembangan proses yang dialami oleh pengembang perangkat lunak bersama dengan costumer sehingga keduanya dapat lebih memahami spesifikasi produk dan bertindak dengan tepat dalam menghadapi resiko-resiko perangkat lunak yang muncul disetiap bentuk evolusi.
Dikatakan model spiral, karena mekanisme kerja dari model ini membentuk satu lingkaran dari bentuk spiral yang dibagi menjadi beberapa daerah yang disebut  dengan region. Dalam mekanisme kerja model spiral ini, region tersebut dibagi menjadi beberapa kerangka aktivitas, yang disebut dengan task region. Task region atau wilayah tugas ini dibagi dalam enam aktivitas, yaitu:
1). Costumer Communication / Komunikasi Pelanggan
Aktivitas dimana pengembang software dan costumer menjalin komunikasi yang efektif untuk mengetahui kebutuhan dari costumer.    
2). Planning / Perencanaan
Aktivitas yang dilakukan untuk merencanakan hal-hal yang dibutuhkan dalam pengembangan software, seperti perkiraan waktu pengerjaan, penentuan sumberdaya-sumberdaya, dll.
3). Analysis Risk / Analisis Resiko
Aktivitas dimana pengembang software melakukan analisis terhadap resiko-resiko baik secara teknis maupun secara manajemen. Aktivitas ini merupakan salah satu pembeda model spiral dengan model lain yang juga bersifat iteratif, karena aktivitas ini hanya dilakukan oleh model spiral.
4). Engineering / Perekayasaan
Aktivitas yang dilakukan untuk mulai membangun 1 atau lebih perangkat lunak ke level atau versi-versi perangkat lunak yang selanjutnya yang semakin kompleks.
5). Construction & Release / Konstruksi & Peluncuran
Aktivitas yang dilakukan untuk mengembangkan software, menguji, memasang dan memberi pelayanan kepada costumer.
6). Costumer Evaluation / Evaluasi Pelanggan
Aktivitas dimana pengembang software dapat menerima umpan balik/feedback dari costumer yaitu evaluasi mereka terhadap perekayasaan software dan implementasi selama software diluncurkan. 

Readmore»»

Untuk kesempatan ini, akan dibahas mengenai berbedaan antara Spiral Model dan Rapid Application Development (RAD). Pada dasarnya, kedua model ini dikembangkan dari model proses sekuensial linier atau yang kita kenal dengan Waterfall Model.
Perbedaan yang paling menonjol dari kedua model pengembangan ini adalah mengenai siklus pengerjaan perangkat lunak, dimana model spiral umumnya dikerjakan dalam jangka waktu yang lama dan berkesinambungan, sedangkan untuk siklus perkembangan perangkat lunak model RAD, justru sangat pendek dan cepat. Model RAD ini sendiri, siklus perkembangan perangkat lunaknya dikatakan cepat karena  model ini menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen, dan menekankan pada penggunaan ulang komponen-komponen yang telah ada. Sedangkan untuk model spiral, pendekatannya lebih kepada metode iteratif atau perulangan yang sistematis sehingga memakan waktu yang lama untuk proses pengembangan suatu perangkat lunak.
Mekanisme pengerjaan sistem pada kedua model ini juga menjadi pembeda, dimana pada model RAD, sistem yang akan dikerjakan dibagi-bagi menjadi beberapa modul untuk beberapa tim, sehingga membuat model ini melibatkan banyak tim yang mengerjakan tugas yang selevel, namun berbeda. Tidak demikian pada model spiral, model spiral lebih menekankan pada proses pengerjaan yang sekuensial atau berurutan, tahap demi tahap, dari satu proses ke proses berikutnya. Namun terlepas dari perbedaan yang ada, kedua model pengembangan ini masing-masing memiliki keunggulan. Kelebihan/keunggulan pada model RAD jelas terlihat pada proses pembuatan perangkat lunak yang dimungkinkan untuk permintaan pengembangan dalam waktu singkat, berkisar antara 60-90 hari. Kelebihan lainnya yaitu, biaya untuk model proses pengembangan ini terbilang cukup hemat, baik dalam hal materi ataupun waktu, karena proses ini memanfaatkan penggunaan komponen yang telah ada, maka untuk beberapa komponen program telah teruji sehingga kita dapat menghemat waktu untuk hal uji coba program.
Lain halnya pada proses pengembangan model spiral, model ini memiliki keunggulan dalam hal analisis resiko yang hanya dimiliki oleh model ini, sehingga dengan adanya aktivitas ini akan mempermudah pengembang dalam mereduksi masalah yang ada sebelum menjadi suatu masalah yang lebih besar yang akan menghambat aktivitas engineering. Model ini juga membuat software yang dapat digunakan kembali sepanjang umur dari software tersebut, bukan semata saat proses engineering selesai, maka model tersebut juga dianggap selesai. 
Nah, setelah mengetahui sedikit perbedaan diantara kedua model ini, tentunya para pembaca sudah dapat menetukan model mana yang lebih cocok/pas dan kompleks untuk memenuhi kebutuhan permintaan para costumer atau user.  

Readmore»»

Jangan kaget dulu dengan judul tulisan kali ini, kita tidak akan membahas soal bagaimana professor belajar kok.. Pada tulisan kali ini, saya mendapat kesempatan untuk menitipkan komentar mengenai bagaimana proses dan hasil pembelajaran yang diterapkan dalam matakuliah RPL ini. Tentunya ada sesuatu yang berbeda dengan sistem perkuliahan pada matakulaih ini sehingga memberi kesan tersendiri buat saya.
Awalnya, saat pertama masuk matakuliah ini dalam pikiran saya matakuliah ini pasti akan menjadi salah satu matakuliah yang menegangkan dan kaku, tetapi ternyata tidak seburuk dengan apa yang saya pikirkan. Kesan pertama yang cukup membuat saya tertarik dengan sistem perkuliahan ini adalah pemberian poin-poin bagi mahasiswa yang aktif memberi pendapat selama kuliah berlangsung. Menurut saya, metode ini cukup bagus untuk meningkatkan keaktifan dan keingintahuan mahasiswa dalam perkuliahan yang disajikan. Selain sistem poin, metode pembelajaran pada matakuliah ini juga sering melibatkan kegiatan berdiskusi untuk beberapa materi kuliah tertentu, misalnya untuk materi Software Process. Diskusi yang dimaksud disini juga berbeda dengan model diskusi yang biasa (yang dijuluki dengan ala belajar professor). Setelah kami berdiskusi dan memaparkan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok, kegiatan ini dilanjutkan dengan aksi pameran hasil karya dari tiap kelompok, tentunya dengan kreasi masing-masing. Menurut saya, hal ini juga dapat memberi kesan yang baik pada mahasiswa, karena boleh dikatakan kita belajar sambil berkreasi. Saat memamerkan karya dari masing-masing kelompok, di sini mahasiswa juga dituntut untuk mampu mempresentasikan materi yang dibawakan dengan menjawab pertanyaan dari para pengunjung yang datang pada stand. Begitupun dengan para pengunjung-pengunjung stand, tentu lebih antusias dalam menggali lebih banyak informasi tentang masing-masing materi yang disajikan. 
Dengan model perkuliahan seperti ini, membuat materi yang disajikan lebih terstruktur dan saya dapat memahami secara sederhana apa-apa saja proses-proses pengembangan perangkat lunak. Namun, menurut saya model perkuliahan ini juga masih belum efektif, karena masih banyak teori-teori yang belum dikuasai dengan baik sehingga membuat penyampaian informasi menjadi sedikit rumit. Oleh karena itu, untuk model kuliah seperti ini boleh-boleh saja, tetapi sebaiknya mahasiswa sebelumnya telah dibekali dengan pengetahuan dasar agar prosesnya dapat berjalan dengan maksimal.

Readmore»»
 

aquarivhi Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez