Wednesday, 24 March 2010
~ HUMOR ~
Untuk memahami nilai SATU TAHUN, tanyalah kepada murid yang tidak naik kelas.
Untuk memahami nilai SATU BULAN, tanyalah pada ibu yang melahirkan bayi premature.
Untuk memahami nilai SATU MINGGU, tanyalah kepada editor suatu koran mingguan.
Untuk memahami nilai SATU JAM, tanyalah seseorang yang hendak ditemui kekasihnya.
Untuk memahami nilai SATU MENIT, tanyalah kepada orang yang ketinggalan kerata api.
Untuk memahami nilai SATU DETIK, tanyalah kepada orang yang lolos dari kecelakaan.
Untuk memahami nilai SATU MILIDETIK, tanyalah kepada orang yang memenangkan medali perak dalam olimpiade.
" Hargailah setiap detik yang kamu miliki! Ingatlah, waktu tidak menunggu siapa pun. Kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri, hari ini adalah karunia".
Tuesday, 23 March 2010
Banyak orang yang hanya mengenal bersin dan rasa gatal sebagai tanda alergi. Padahal, alergi juga bisa muncul dalam bentuk rasa lelah berkepanjangan, sakit kepala, bahkan depresi. Meski tidak semua orang setuju hal itu berkaitan dengan alergi, berbagai bukti menguatkan hubungan tersebut.
Sindrom lelah kronik
Kondisi lelah yang dialami selama berbulan-bulan merupakan tanda penyakit chronic fatigue syndrome atau sindrom lelah kronik (SLK). Menurut Leo Galland, MD, penulis buku Power Healing, alergi bisa menjadi penyebab SLK. Meski para ahli belum bisa mengetahui penyebab pasti SLK, sebagian besar penderita SLK memiliki alergi.
Depresi
Para ahli mengatakan bahwa alergen juga bisa memicu perubahan mood. Dalam studi selama tiga tahun terhadap 36 orang yang menderita alergi, Paul S Marshall, PhD, psikolog, menemukan 69 orang merasa lebih mudah tersinggung saat alergi mereka kambuh, sementara itu 63 persen mengaku merasa kelelahan, 41 persen merasa sulit terjaga, dan 31 persen merasa sedih tanpa sebab.
Sinus dan migren
Lebih dari 15 persen orang yang mengidap alergi juga rentan menderita sakit kepala yang dipicu oleh makanan, debu, serbuk sari, atau alergen lainnya. Salah satu kondisi yang bisa memicu sakit kepala adalah sinusitis (bersin dan pilek).
Saat kita menghirup alergen, seperti serbuk sari, hal ini akan memicu pembengkakan dan tersumbatnya rongga hidung. Akibatnya adalah rasa sakit dan rasa ada tekanan yang bisa memicu sakit kepala. Kondisi sinusitis merupakan salah satu penyebab sakit kepala paling sering pada orang yang alergi.
Annie Levitz (16) kini terancam dioperasi kedua tangannya akibat terlalu sering mengirimkan SMS. Bayangkan, dalam sehari dia bisa mengirimkan hingga lebih dari 100 SMS sehingga tak sadar jika tangannya mulai mengalami semacam sindrom kekakuan. Ia sempat kehilangan sensasi dan kepekaan pada kedua tangannya dan tak bisa lagi memegang suatu benda.
Alhasil, ia sekarang harus mengenakan semacam penyangga khusus berbentuk sarung tangan dan mendapatkan suntikan pereda rasa sakit. Doktor menyatakan, Annie menderita carpal tunnel syndrome yang membuat urat saraf pada pergelangan tangannya menjadi kaku. Sindrom ini juga biasanya berkaitan dengan penggunaan keyboard secara berlebihan.
PERTANYAAN???
Untuk memahami nilai SATU TAHUN, tanyalah kepada murid yang tidak naik kelas.
Untuk memahami nilai SATU BULAN, tanyalah pada ibu yang melahirkan bayi premature.
Untuk memahami nilai SATU MINGGU, tanyalah kepada editor suatu koran mingguan.
Untuk memahami nilai SATU JAM, tanyalah seseorang yang hendak ditemui kekasihnya.
Untuk memahami nilai SATU MENIT, tanyalah kepada orang yang ketinggalan kerata api.
Untuk memahami nilai SATU DETIK, tanyalah kepada orang yang lolos dari kecelakaan.
Untuk memahami nilai SATU MILIDETIK, tanyalah kepada orang yang memenangkan medali perak dalam olimpiade.
" Hargailah setiap detik yang kamu miliki! Ingatlah, waktu tidak menunggu siapa pun. Kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri, hari ini adalah karunia". Readmore»»
Gampang Tersinggung, Bisa karena Alergi
Banyak orang yang hanya mengenal bersin dan rasa gatal sebagai tanda alergi. Padahal, alergi juga bisa muncul dalam bentuk rasa lelah berkepanjangan, sakit kepala, bahkan depresi. Meski tidak semua orang setuju hal itu berkaitan dengan alergi, berbagai bukti menguatkan hubungan tersebut.
Sindrom lelah kronik
Kondisi lelah yang dialami selama berbulan-bulan merupakan tanda penyakit chronic fatigue syndrome atau sindrom lelah kronik (SLK). Menurut Leo Galland, MD, penulis buku Power Healing, alergi bisa menjadi penyebab SLK. Meski para ahli belum bisa mengetahui penyebab pasti SLK, sebagian besar penderita SLK memiliki alergi.
Depresi
Para ahli mengatakan bahwa alergen juga bisa memicu perubahan mood. Dalam studi selama tiga tahun terhadap 36 orang yang menderita alergi, Paul S Marshall, PhD, psikolog, menemukan 69 orang merasa lebih mudah tersinggung saat alergi mereka kambuh, sementara itu 63 persen mengaku merasa kelelahan, 41 persen merasa sulit terjaga, dan 31 persen merasa sedih tanpa sebab.
Sinus dan migren
Lebih dari 15 persen orang yang mengidap alergi juga rentan menderita sakit kepala yang dipicu oleh makanan, debu, serbuk sari, atau alergen lainnya. Salah satu kondisi yang bisa memicu sakit kepala adalah sinusitis (bersin dan pilek).
Saat kita menghirup alergen, seperti serbuk sari, hal ini akan memicu pembengkakan dan tersumbatnya rongga hidung. Akibatnya adalah rasa sakit dan rasa ada tekanan yang bisa memicu sakit kepala. Kondisi sinusitis merupakan salah satu penyebab sakit kepala paling sering pada orang yang alergi.
Tangan Dioperasi karena Keranjingan SMS
Annie Levitz (16) kini terancam dioperasi kedua tangannya akibat terlalu sering mengirimkan SMS. Bayangkan, dalam sehari dia bisa mengirimkan hingga lebih dari 100 SMS sehingga tak sadar jika tangannya mulai mengalami semacam sindrom kekakuan. Ia sempat kehilangan sensasi dan kepekaan pada kedua tangannya dan tak bisa lagi memegang suatu benda.
Alhasil, ia sekarang harus mengenakan semacam penyangga khusus berbentuk sarung tangan dan mendapatkan suntikan pereda rasa sakit. Doktor menyatakan, Annie menderita carpal tunnel syndrome yang membuat urat saraf pada pergelangan tangannya menjadi kaku. Sindrom ini juga biasanya berkaitan dengan penggunaan keyboard secara berlebihan.